Wednesday, July 29, 2020

VUCA : Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity

Pengertian, Konsekuensi dan Keterampilan di Era VUCA

Sebelum ini, apakah pembaca Career Advice pernah mendengar tentang VUCA? Yap! istilah ini sudah mulai digunakan semenjak era sembilan puluhan. VUCA adalah singkatan dari volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity.

Mari kita uraikan satu per satu ya, volatility atau volatilitas dapat diartikan sebagai suatu hal yang mudah menguap, berubah dan meledak. Nah, volatilitas ini bisa dilihat dari pandangan ekonomi, yang berarti lingkungan bisnis yang mudah berubah-ubah dengan cepat atau labil, dan ini terjadi dalam skala yang besar.

 

Arti uncertainty pada situasi VUCA, sama seperti artinya dalam Bahasa Inggris yaitu, tidak pasti atau ketidakpastian. Ini menggambarkan situasi dimana orang-orang akan sulit memprediksi sebuah keakuratan yang akan terjadi di masa depan. 

Dalam Bahasa Indonesia, kata Complexity memiliki arti kompleksitas, yang mana ini menggambarkan situasi yang semakin rumit karena tantangan-tantangan yang hadir merupakan perwujudan dari banyak faktor yang saling terkait satu sama lain. 

 

Lalu, apa pengertian dari ambiguity? ini memiliki arti tidak ada kejelasan dari asal-usul sebuah kejadian. 

Yap! dari keempat definisi di atas mengenai VUCA, kita dapat melihat bahwa VUCA menggambarkan sesuatu yang penuh dengan ketidakjelasan, tidak berarah, situasi yang cenderung berubah-ubah dengan sangat cepat yang berasal dari sebab dan akibat yang tidak jelas, yang mana situasi ini sangat ironis. 

 

Istilah 'VUCA' berasal dari militer, tetapi istilah ini mulai menjadi lebih relevan untuk bisnis dan masyarakat yang lebih luas ketika kita sampai pada kehidupan yang seperti sekarang, yang mana kehidupan seperti badai ketidakjelasan yang menyerang semua kalangan masyarakat, terutama dalam bisnis. 

Volatilitas (situasi yang berubah dengan cepat atau labil), ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas adalah kenyataan yang terjadi sekarang dan akan terus berlangsung sampai ke masa depan. Mau tidak mau, Anda, saya, dia, mereka dan kita semua perlu memaksakan diri untuk beradaptasi pada situasi yang sangat tidak menyenangkan dan tidak nyaman ini. 

Setelah kita mengetahui arti dari VUCA, sekarang mari kita bandingkan dengan situasi yang terjadi di zaman dahulu sebelum segalanya berubah menjadi sebuah ketidakjelasan. Lawan dari VUCA adalah stability (stabilitas), certainty (kepastian), simplicity (kesederhanaan) dan clarity (kejelasan). Keempat poin tersebut benar-benar kebalikkan dari VUCA, yang mana sangat menggambarkan situasi yang sangat nyaman, dimana VUCA penuh dengan ketidaknyamanan.


Konsekuensi VUCA

Dari situasi VUCA ini, maka ada dua konsekuensi, yaitu:

 

1. Pada situasi ini, pemikiran strategis menjadi suatu keharusan.

Kita didorong untuk membuat lebih banyak keputusan. Menurut definisi, strategi adalah tentang mengevaluasi opsi dan membuat pilihan. Dimana kita harus mempertimbangkan pertukaran ide, keberhasilan yang cepat, prioritas absolut, kerugian yang dapat diterima, dan aspek lainnya. Kami tidak dapat membuat keputusan ini tanpa benar-benar menyadari konteks dimana kami bertindak. Seorang pemain catur yang baik tidak hanya fokus pada raja lawan, tetapi terus-menerus menganalisis semua bagian lainnya untuk menyesuaikan strateginya. 

Peringatan: menjadi sadar akan konteks dan situasi VUCA, bukan berarti mengubah strategi secara terus-menerus. Tetapi, ini menandakan bahwa kita harus mengakui keterkaitan strategi yang perlu ditinjau lagi dan lagi. Selain itu, penyesuaian strategi cenderung memicu modifikasi rencana, ini memiliki keunggulan untuk membuat keseluruhan sistem menjadi lebih cepat. 

 

2. Kepemimpinan menjadi sangat penting, yang maksudnya adalah keahlian seorang pemimpin perlu berkembang.

Dikarenakan ketidakpastian yang merajalela, ini juga berdampak pada para pemuda yang mengalami stres dan keraguan terhadap perubahan zaman yang terlalu cepat. Itulah mengapa kecakapan seorang pemimpin sangat diperlukan untuk mematahkan pola dengan mengambil posisi bijaksana dan mengartikulasikan strategi yang diberikan.

Dengan situasi yang cenderung berubah-ubah ini, para pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengeluarkan potensi semua orang dengan menanamkan dan mendorong mereka untuk dapat beradaptasi dengan situasi VUCA yang sangat membingungkan. Sebagai contoh, pimpinan berusaha mengurangi kecemasan karyawan dalam menghadapi perubahan dengan membuktikan bahwa tantangan dapat menjadi sebuah peluang yang akan menjadi pemacu penting bagi kinerja dan keunggulan kompetitif.

Selain tantangan serta bahaya, dunia VUCA juga memiliki peluang. Untuk mendapatkan peluang ini, para pemimpin harus melakukan lebih dari sekadar menanggapi sebuah peristiwa, meskipun mereka juga harus meresponnya. Tidak hanya itu, pemimpin harus menjadi agen perubahan positif di tengah-tengah kekacauan, menciptakan masa depan yang cerah, karena beberapa hal dapat menjadi lebih baik, bahkan ketika hal-hal lain menjadi lebih buruk.

 

Keterampilan di Era VUCA

Untuk membuat masa depan yang lebih baik, para pemimpin harus mencari pengalaman dan peluang untuk belajar dan menerapkan 10 keterampilan di era VUCA, yaitu sebagai berikut:

 

1. Insting yang kuat.

Maksudnya adalah kemampuan untuk mengeksploitasi dorongan batin untuk membangun dan menumbuhkan hal-hal, serta terhubung dengan orang lain.


2. Kejelasan.

Kemampuan untuk melihat melalui kekacauan dan kontradiksi untuk masa depan yang belum bisa dilihat orang lain.


3. Mengubah situasi yang dilema.

Kemampuan untuk mengubah situasi yang penuh dengan dilema, seperti masalah yang tidak seperti masalah, masalah yang tidak dapat diselesaikan.

 

4. Kemampuan belajar yang mendalam.

Kemampuan untuk membenamkan diri dalam lingkungan yang tidak dikenal dan belajar lebih dalam dari sumber utama.


5. Bio-empati.

Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang alam, untuk memahami, menghormati dan belajar dari pola-pola alam.

 

6. Depolarisasi konstruktif.

Kemampuan untuk menenangkan situasi yang menegangkan dimana komunikasi telah terpecah, dan membawa orang-orang dari budaya yang berbeda menuju keterlibatan yang konstruktif.

 

7. Transparansi.

Kemampuan untuk bersikap terbuka dan otentik tentang nilai-nilai apa yang penting.


8. Prototipe yang cepat.

Kemampuan untuk membuat inovasi yang cepat, dengan harapan bahwa keberhasilan di kemudian hari akan membutuhkan kegagalan awal.


9. Pengorganisasian mob cerdas.

Kemampuan untuk membuat, terlibat dengan, dan memelihara bisnis atau jaringan perubahan sosial yang disengaja melalui penggunaan media elektronik yang cerdas atau lainnya.

 

10. Penciptaan bersama.

Kemampuan untuk menanam, memelihara, dan menumbuhkan aset bersama yang dapat menguntungkan orang lain.


Sumber :

https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-konsekuensi-dan-keterampilan-di-era-vuca

Sumber foto :

https://eliteperformers.co.za/2018/07/25/leading-in-a-vuca-world/

Saturday, July 25, 2020

Lean Manufacturing

Belajar Lean Manufacturing: Apa itu “Lean”?

Di dunia manajemen, dikenal beberapa metode yang digunakan untuk melakukan perbaikan operasional organisasi, salah satunya adalah Lean. Popularitas dan hasil impresif yang telah diraih banyak perusahaan di dunia memancing perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk belajar lean manufacturing secara lebih mendalam dan menerapkannya.

 

Apa itu Lean Manufacturing?

Lean manufacturing adalah sebuah cara berpikir, filosofi, metode dan strategi manajemen untuk meningkatkan efisiensi di lini manufaktur atau produksi. Metode ini diadaptasi dari Toyota Production System (TPS). Tujuan utama lean manufacturing adalah memaksimalkan nilai (value) bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (waste).

Implementasi Lean Manufacturing (metode serta tools-nya) dilakukan secara terus-menerus untuk menciptakan perbaikan pada proses dan inovasi di perusahaan, sehingga perusahaan tersebut melakukan apa yang disebut continuous improvement (CI) untuk mencapai operational excellence dan customer intimacy.


8 Waste dalam Lean Manufacturing

Karena fokus utama dari Lean adalah menghilangkan waste dalam proses, maka dalam konsepnya terdapat 8 macam waste (aktivitas tanpa nilai tambah dari kacamata pelanggan) yang umumnya terjadi dan harus dihilangkan. 8 Waste tersebut diantaranya:

  1. Waste Transportasi – waste ini terdiri dari pemindahan atau pengangkutan yang tidak diperlukan seperti penempatan sementara, penumpukan kembali, perpindahan barang
  2. Waste Kelebihan Persediaan  – inventori, stok atau persediaan yang berlebihan
  3. Waste Gerakan – waste ini berupa waktu yang digunakan untuk mencari, kemudian gerakan yang tidak efisien dan tidak ergonomis
  4. Waste Menunggu – waste ini termasuk antara lain aktivitas menunggui mesin otomatis, menunggu barang datang dsb
  5. Waste Kelebihan Produksi – menghasilkan produk melebihi permintaan, ataupun lebih awal dari jadwal
  6. Waste Proses Berlebih – penambahan proses yang tidak diperlukan bagi barang produk hanya akan menambah biaya produksi
  7. Waste Defect  – kerja ulang tidak ada nilai tambahnya (pelanggan tidak membayar)
  8. Waste keterampilan – manajemen tidak memanfaatkan kemampuan dan keterampilan staf dengan benar bahkan tidak melibatkan mereka dalam proyek improvement di organisasi

Semua jenis waste ini sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan, khususnya sering menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang seharusnya bisa dihindari. Karena itu, penerapan Lean dapat membantu organisasi memotong biaya yang tidak perlu, sekaligus meningkatkan revenue.


Pemahaman yang  Salah Tentang Konsep Lean

Masih banyak yang terjebak dalam mitos dan pemahaman yang salah mengenai Lean. Daftar yang dipaparkan disini bertujuan untuk menekankan pentingnya pemahaman melalui studi dan praktek untuk implementasi Lean yang benar.


Berikut beberapa pemahaman yang salah tentang Lean:

Lean bukanlah tentang “perampingan” atau pengurangan jumlah karyawan. Lean adalah tentang memiliki sumber daya yang tepat, di tempat yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, dengan kualitas terbaik dan di waktu yang tepat.

Lean bukanlah sekedar kumpulan “perkakas” yang disebut Lean Tools. Lean adalah filosofi yang menghargai setiap orang di dalam organisasi, termasuk pelanggan, pemasok, stakeholder dan karyawan.


Lean di Industri Selain Manufaktur

Walaupun terlahir dari industri manufaktur, konsep Lean ternyata dapat juga diterapkan dalam bidang-bidang berbasis pelayanan. Lean dalam bidang pelayanan menyandang prinsip yang sama, yaitu ‘Perbaikan yang Berkesinambungan’ dan ‘Menghilangan aktifitas non-value-add alias waste. Namun bedanya, prinsip-prinsip ini diterapkan dalam bisnis layanan seperti call center, pelayanan kesehatan, software development, serta jasa profesional lainnya.

Secara konsep, implementasi Lean di industri jasa hampir sama dengan penerapan Lean Enterprise pada industri manufaktur, dan seringkali menggunakan teknik dan ‘alat’ yang sama. Karena itu, dalam bisnis layanan jasa juga terdapat beberapa bentuk pemborosan seperti halnya dalam industri manufaktur, yang dapat menghambat operasional dan merugikan perusahaan. Seperti, pudarnya loyalitas, hilangnya kepercayaan pelanggan, berkurangnya profit, yang akan mempengaruhi image perusahaan di mata umum secara langsung.


Sumber :

http://shiftindonesia.com/belajar-lean-manufacturing-apa-itu-lean/


Sumber foto :

https://leanfactories.com/lean-training-materials/

Monday, July 20, 2020

Manajemen Operasional

Manajemen Operasional : Definisi, Prinsip, dan Strategi

Manajemen operasional adalah upaya untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang maksimum dalam hal penggunaan sumber daya perusahaan. Ini termasuk pengelolaan material, mesin, teknologi, dan pekerja yang tepat untuk menghasilkan barang dan jasa berkualitas tinggi yang akan memberikan profit bagi perusahaan. 

Semua komponen tersebut harus dikelola dengan baik, dari tahap perencanaan strategis, tahap implementasi, pengawasan produksi, dan evaluasi akhir hasil untuk inovasi masa depan, agar perusahaan tetap menguntungkan dan kompetitif dalam industrinya. Manajer operasional memiliki tanggung jawab besar dalam menangani strategi, proyeksi, dan mengawasi proses sehari-hari.

Mengapa Manajemen Operasional Penting?

Tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa seluruh aspek bisnis bergantung pada manajemen operasional. Manajemen operasional memiliki kapasitas untuk merencanakan, mengarahkan, dan mendorong pembuatan barang dan jasa. Untuk dapat bersaing di pasar yang selalu berubah, manajer operasional harus  dapat bekerja secara efisien dan produktif untuk memaksimalkan keuntungan, yang merupakan penentu utama kelangsungan hidup bisnis. 

Manajemen operasional dapat memengaruhi layanan pelanggan, kualitas produk dan layanan, metodologi fungsional yang tepat, daya saing di pasar, kemajuan teknologi, dan profitabilitas. Kegagalan dalam mengelola operasional perusahaan akan menyebabkan kerugian yang signifikan bagi bisnis.


Prinsip Operations Management

Terdapat sepuluh prinsip manajemen operasional yang sebaiknya diaplikasikan oleh manajer operasional. Prinsip-prinsip ini pertama kali dicetuskan oleh Randall Schaeffer, seorang manajer produksi dan operasional yang berpengalaman, filsuf industri, dan pembicara reguler di konferensi yang diselenggarakan oleh APICS, asosiasi rantai pasokan dan manajemen operasional yang terkemuka di Amerika Serikat.


1. Realitas (Reality)

Manajer operasional harus fokus pada masalah, bukan teknik, karena tidak ada alat yang dapat menyediakan solusi universal.


2. Organisasi (Organization)

Proses dalam manufaktur saling berhubungan. Semua elemen harus dapat diprediksi dan konsisten, untuk mencapai hasil yang sama dalam laba.


3. Fundamental (Fundamentals)

Manajer operasional harus tahu cara mematuhi semua fundamental dasar karena ini adalah kunci dari kesuksesan produksi. Penting untuk memastikan akurasi data inventaris, BOM, dan tugas umum lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. 


4. Akuntabilitas (Accountability)

Manajer diharapkan untuk menetapkan aturan dan metrik, dan menentukan tanggung jawab bawahan mereka, serta secara teratur memeriksa apakah tujuan tercapai. 


6. Hubungan Sebab & Akibat (Causality)

Terkadang, masalah akan tetap muncul sekalipun usaha yang terbaik sudah dikerahkan. Manajer perlu menemukan penyebab masalah hingga ke akar sehingga masalah tidak bertambah parah. 


7. Semangat dalam Bekerja (Managed Passion)

Semangat karyawan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan. Manajer harus dapat menginspirasi bawahannya untuk memiliki semangat dalam bekerja. 


8. Kerendahan Hati (Humility)

Tidak ada orang yang ingin bekerja dengan orang yang merasa selalu benar dan paling tahu segalanya. Jadi, penting bagi manajer operasional untuk memposisikan dirinya sebagai orang biasa yang tidak mengetahui segalanya dan juga dapat melakukan kesalahan.


9. Keberhasilan (Success)

Manajer harus dapat mendefinisikan dengan jelas apa yang mereka anggap sukses, sehingga semua orang di perusahaan akan memiliki parameter untuk bekerja demi mencapai target.


10. Perubahan (Change)

Setiap orang di perusahaan harus belajar beradaptasi dengan perubahan pasar. Ini termasuk memahami pelanggan, target klien, dan apa yang mereka inginkan. Ini tentunya juga melibatkan penggunaan solusi otomatis agar perusahaan selalu selangkah lebih maju.


Strategi Operations Management

Manajemen Operasional : Definisi, Prinsip, dan StrategiManajemen operasional berfungsi sebagai ruang mesin perusahaan. Karena manajer operasional terlibat dalam banyak peran dan fungsi, mereka telah mengembangkan beberapa strategi dan taktik penting untuk memastikan kelancaran pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab mereka. Berikut adalah beberapa metode strategis dan taktis utama yang mereka andalkan:


Memanfaatkan Data

Manajer operasional yang cerdas bergantung pada data yang berkualitas, akurat, dan andal untuk perencanaan, pemasaran strategis, dan pengambilan keputusan. Dua jenis analisis data yang umum digunakan adalah metrik efisiensi dan efektivitas.


Mengontrol Data

Terkadang, data bisa berjumlah sangat banyak dan hasilnya berbeda-beda sehingga sulit untuk dibandingkan. Untungnya, dengan bantuan sistem dan perangkat lunak mutakhir, manajer dapat melihat, mengelola, dan menganalisis data dengan lebih mudah dan terorganisir.


Menganalisis Persediaan

Inventaris akan dapat dengan lebih mudah dianalisis apabila perusahaan menggunakan perangkat lunak manajemen inventaris. Alat ini juga akan memudahkan manajer untuk mengategorikan produknya (analisis ABC).


Merancang Proses

Manajer operasional bekerja keras dalam membuat penelitian terbaik, perkiraan yang akurat, dan pengembangan yang tepat dari proses yang baik. Semua ini pada akhirnya akan berujung pada hasil yang bertahan lama. 


Menentukan Tujuan dan Memproyeksi Hasil 

Menetapkan tujuan memberikan arah dan motivasi kepada perusahaan dan karyawannya. Memprediksi hasil memberikan harapan sekaligus memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan persiapan dalam menghadapi hasil yang tidak sesuai ekspektasi. 

Forecasting membutuhkan data historis yang lengkap dan akurat. Biasanya ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Untungnya dengan perangkat lunak ERP, proyeksi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan sangat cepat.


Kolaborasi Antar-Departemen

Kolaborasi antara berbagai departemen diperlukan agar tim keuangan, penjualan, pemasaran, dan sumber daya manusia dapat bekerja bersama secara harmonis untuk perbaikan perusahaan. Sistem ERP memungkinkan kolaborasi antar-departemen dengan menyediakan informasi terpusat untuk seluruh departemen, membuat komunikasi menjadi lebih mudah dan transparan.


Tanggung Jawab Sosial

Bertanggung jawab atas lingkungan serta masyarakat yang terkena dampak langsung dari bisnis adalah masalah utama yang harus dijaga oleh perusahaan. Ini terutama berlaku untuk bisnis manufaktur yang sering menyebabkan masalah limbah.


Pengelolaan SDM

Mengelola karyawan sangat penting untuk kesuksesan bisnis karena mereka adalah tulang punggung banyak perusahaan. Tanpa orang-orang ini, aktivitas bisnis sehari-hari akan berhenti, dan perusahaan tidak akan dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas.


Tips untuk Kesuksesan Manajemen Operasional 

Kesuksesan manajemen operasional tidak dapat dicapai tanpa peran seorang manajer operasional yang andal. Manajer operasional tidak hanya harus mahir mengelola, tetapi juga harus bisa menjadi pemimpin yang baik. Mereka harus dapat memberikan inspirasi dan menjadi contoh yang baik bagi karyawan. 

Karena manajer operasional bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, proyeksi, dan menganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan produksi, maka mereka sangat bergantung pada keakuratan data. Dengan sistem ERP, manajer operasional dapat menghasilkan data akurat secara real-time yang terkait dengan persediaan, produksi, dan penjualan. Sistem ini juga memungkinkan integrasi antar-departemen sehingga karyawan dari divisi (dan bahkan lokasi) yang berbeda dapat saling berkolaborasi melalui sistem yang sama.


Sumber :

https://www.hashmicro.com/id/blog/manajemen-operasional/

Wednesday, July 15, 2020

Apa itu Supply Chain Management?

Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan)

Supply chain management (SCM) merupakan fondasi yang mendukung pemenuhan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh bisnis manufaktur, ritel, dan grosir. Dengan kata lain, SCM juga merupakan faktor penentu kesuksesan dari bisnis-bisnis tersebut.

Rantai pasokan dalam setiap bisnis bisa saja berbeda. Versi paling dasarnya yakni mencakup perusahaan, pemasoknya, dan pelanggan perusahaan tersebut. Namun, untuk perusahaan yang lebih besar, maka cakupannya juga jadi semakin luas.

Dalam artikel ini, kami membahas secara detail tentang apa itu supply chain management, apa saja komponennya, dan tips sederhana untuk mengoptimalkannya.


Apa Itu Supply Chain Management?

Supply Chain Management adalah rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menjalankan arus produk. Ini meliputi proses perolehan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi produk ke konsumen akhir, dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya.

SCM merupakan usaha yang luas dan kompleks yang bergantung pada setiap mitra – dari pemasok hingga produsen dan seterusnya – supaya dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari manajemen rantai pasokan sendiri adalah untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar. Untuk mencapainya, dibutuhkan berbagai upaya, baik strategi bisnis dan perangkat lunak khusus.


Proses-Proses dalam Supply Chain Management

Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan)Supply Chain Management melibatkan begitu banyak proses, mulai dari persiapan produksi hingga pemenuhan kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran dan fungsi dari setiap proses di dalamnya.


Perencanaan

Ada beberapa aktivitas yang dilibatkan dalam tahap perencanaan, mulai dari prakiraan permintaan konsumen, perencanaan pembelian, dan perencanaan produksi, hingga persiapan tenaga kerja dan transportasi.

Prakiraan permintaan konsumen (demand forecasting) dilakukan agar penjual dapat mengetahui jenis dan jumlah produk yang harus dipersiapkan selama kurun waktu tertentu. Ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan diproduksi dan dijual telah sesuai dengan permintaan konsumen.

Dalam melakukan prakiraan, penjual harus melihat laporan penjualan dan inventaris, serta memerhatikan tren pasar. Untuk melakukan prediksi permintaan secara otomatis, penjual sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan sistem manajemen inventaris. Sistem ini menyediakan laporan inventaris yang akurat dan alat forecasting yang memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan hasil prediksi hanya dalam hitungan detik.


Pembelian atau Pengadaan

Setelah mengetahui jenis dan jumlah barang yang harus dibeli melalui demand forecasting, kini saatnya untuk memperoleh barang tersebut. Procurement atau pengadaan adalah perolehan barang dengan harga terbaik, dalam jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

Proses pengadaan biasanya melibatkan beberapa tahap, yakni pengajuan pembelian, penilaian pengajuan, persetujuan pembelian, dan pemesanan ke pemasok. Admin bertanggung jawab untuk memeriksa dan mencatat apa saja yang harus dibeli dan kemudian mengajukannya kepada manajer pembelian.

Pengadaan akan menjadi lebih mudah dan sederhana dengan bantuan sistem manajemen pembelian. Dengan perangkat lunak ini, departemen pembelian dapat membuat permintaan penawaran, purchase order, persetujuan pembelian, dan kontrak payung secara instan. Procurement software yang baik bahkan menyediakan supplier portal untuk mempercepat proses pemesanan ke pemasok.


Produksi

Proses produksi merupakan proses di mana seluruh bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Proses ini biasanya tidak hanya melibatkan tenaga kerja manusia tetapi juga mesin.

Pemberhentian dalam proses produksi dapat menyebabkan penundaan pengiriman pesanan dan tentunya menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Oleh karena itu, downtime harus dihilangkan dengan memastikan produktivitas tenaga kerja, mesin, dan peralatan.


Pengelolaan Gudang

Setelah barang selesai diproduksi, maka barang tersebut harus di simpan di dalam gudang. Pengelolaan gudang terdiri dari proses memasukkan (inbound) dan mengeluarkan (outbound) barang, pengambilan dan pengepakan, cross-docking, dan stock opname.

Setiap barang yang masuk dan keluar harus selalu dicatat. Stock opname juga harus dilakukan secara berkala agar tidak ada perbedaan antara jumlah fisik barang yang sebenarnya dan jumlah barang yang tercatat dalam pembukuan. Seluruh aktivitas di gudang yang memakan waktu ini dapat diotomatiskan dengan bantuan warehouse management software.


Pengiriman Pesanan

Setelah barang pesanan diambil dari gudang dan dikemas, maka langkah selanjutnya adalah mengirimnya ke pelanggan. Kurir dan transportasi harus dipersiapkan terlebih dahulu agar barang dapat segera dikirim.

Untuk memastikan agar pesanan sampai ke tangan pelanggan secara tepat waktu, penjual sebaiknya memiliki alat untuk melacak kurirnya. Dengan EQUIP Inventory, Anda dapat melacak keberadaan kurir melalui smartphone. Sistem ini juga memungkinkan kurir untuk mengonfirmasi ketika pesanan sudah diantar ke pelanggan.


Pengembalian Pesanan

Pengembalian pesanan biasanya terjadi ketika konsumen mengajukan pengembalian yang dikarenakan kerusakan, kekeliruan, atau keterlambatan. Proses ini melibatkan beberapa aktivitas seperti pemeriksaan kondisi produk, otorisasi pengembalian, penggantian produk, dan  penjadwalan pengiriman, pengembalian uang.


Perbedaan SCM dengan Logistik

Istilah supply chain management dan logistik sering membingungkan atau digunakan secara bergantian, namun sebenarnya keduanya berbeda. Logistik adalah komponen dari manajemen rantai pasokan. Ia berfokus pada pemindahan produk atau material dengan cara yang paling efisien sehingga tiba di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. 

Sebaliknya, SCM melibatkan serangkaian kegiatan yang lebih luas, mulai dari mencari sumber bahan baku, memperoleh barang dan bahan baku dengan harga terbaik, dan mengoordinasikan upaya visibilitas di seluruh jaringan rantai pasokan.


Mengoptimalkan SCM dengan Solusi Otomatis

Tidak dapat dipungkiri bahwa supply chain management bisa menjadi rangkaian kegiatan yang sangat kompleks. Semakin besar bisnis Anda maka semakin kompleks pula rantai pasokan Anda. Untungnya, dengan bantuan teknologi, Anda tidak hanya dapat menyederhanakannya tetapi juga mengoptimalkannya.

Caranya adalah dengan meningkatkan efisiensi dalam setiap proses yang terlibat dalam manajemen rantai pasokan. Anda harus dapat memastikan bahwa Anda bisa memperoleh barang atau bahan baku dari pemasok dalam waktu dan jumlah yang tepat, sehingga tidak perlu ada penundaan yang menghambat pemenuhan kebutuhan. Ini mungkin terdengar sulit, namun dengan bantuan sistem SCM, semuanya dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.


Sumber :

https://www.hashmicro.com/id/blog/pengertian-supply-chain-management/

Sumber foto :

https://www.oxfordcollegeofprocurementandsupply.com/supply-chain-management-role-business/

Friday, July 10, 2020

Business Plan dengan Business Model Canvas (BMC)


Apa itu Business Model Canvas

Mengenal penggunaan business model canvas dalam merancang dan menganalisis model bisnis yang tepat untuk Startup Anda beserta contoh dan template.

Pada dasarnya BMC (Business Model Canvas) adalah kerangka kerja yang bertujuan mempermudah mempresentasikan business model. BMC terdiri dari 3 unsur utama yaitu Product yang ada disebelah kiri, Value, dan Market yang ada disebelah kanan.

Kenapa Menggunakan Business Model Canvas?

  • Easy to visualize : BMC ini memang digunakan untuk memvisualkan suatu bisnis, dengan memilahkannya ke-9 blok.
  • Easy to understand : BMC juga mempermudah teman-teman untuk memahami bisnis dari teman-teman sebelum membaca business plan yang bisa berlembar-lembar.

Product:

Pada bagian ini, terdiri dari hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana produk/layanan itu dibuat, hal-hal apa saja yang dilakukan akan produk/layanan itu berjalan, biaya apa saja yang dikeluarkan, dan siapa saja pihak yang bekerja sama?


Key partners

Key partners adalah pihak-pihak eksternal yang dibutuhkan dalam menjalankan key activities. Hal ini bertujuan untuk mengoptimasi operasi dan risiko bisnis. Salah satu contoh Key partners adalah supplier.


Key Resources

Key Resouces merupakan kompenen yang berisi apa apa saja yang dibutuhkan agar suatu organisasi dapat bekerja. Contohnya human resources, kantor, tools, dsb. Fungsi dari key resources agar Key Activities dapat berjalan dengan baik. Resources ini dapat dimiliki oleh perusahaan ataupun pinjaman dari Key Partners. Jika dimiliki oleh perusahaan, tentunya resouces yang yang dimiliki ini akan masuk kedalam Cost Structure, dimana perusahaan tersebut harus mulai menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk memiliki resources tersebut.

Semisal, human resources (jika softdev, seperti engineer, developer, dsb), hosting, komputer, kantor, dsb.


Key Activities

Key Activities adalah aktivitas/kegiatan dari suatu perusahaan yang dilakukan sebagai eksekusi dari value proposition yang diberikan.


Cost Structure

Cost Structure berisi tentang biaya yang dikeluarkan dari suatu perusahaan ketika mengeksekusi business model-nya.

Semisal, biaya pemasaran, biaya sumber daya manusia, biaya asuransi produk, biaya penyewaan alat/tempat, dsb.


Value Proposition 

adalah solusi yang ingin diberikan kepada customer. Value Proposition ini harus memenuhi apa yang dibutuhkan oleh konsumen.

Value proposition ini yang membuat suatu startup menjadi menarik dan menjadi alasan suatu customer berpindah dari perusahaan satu ke lainnya. Selain itu, value proposition bisa saja berubah dengan adanya feedback dari customer.


Market

Pada bagian ini, berkaitan dengan siapa pengguna dari produk tersebut? bagaimana produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen? Bagaimana mendapatkan uang dari konsumen? Bagaimana menjaga konsumen tetap pada produk kita?


Customer Relationship

Hal ini mendeskripsikan tentang hubungan perusahaan tersebut dengan pelanggannya. Pada bagian ini, bagaimana cara kita untuk membuat customer tetap menggunakan produk kita.


Channels

Channels mendeskripsikan bagaimana sebuah produk bisa sampai hingga pelanggan .

Semisal, dengan menggunakan media sosial, PR


Customer Segments

Perusahaan harus menentukan customer yang dituju atau dapat juga disebut segmentasi konsumen. Customer digolongkan berdasarkan kemampuan, kebiasaan, kebutuhan, dll.

Beberapa hal yang bisa membantu Anda menentukan customer segments:

  • Siapa yang akan anda selesaikan masalahnya?
  • Apa karakteristik dari orang tersebut?
  • Berapa umurnya?
  • Apa pekerjaannya?

Dalam menentukan ini, pastikan Anda harus mengukur market size nya. Apakah cukup besar atau malah terlalu kecil.


Revenue Streams

Revenue Streams merupakan kompenen yang berisi bagaimana perusahaan tersebut mendapatkan uang. Revenue streams menurut target nya terbagi menjadi tiga; business to business, business to customer, dan business to government.

Menurut sifatnya terbagi menjadi tiga; transaction model, subscription model, dan monetizing model.


Sumber :

https://tanyakonsultan.blogspot.com/2020/10/business-plan-dengan-bmc.html

Sumber foto :

https://www.bigjump.com.au/business-model-canvas/

Sunday, July 5, 2020

Tips Memulai Bisnis Startup

7 Cara dan Tips Memulai Bisnis Startup yang Bertahan Lama


Harus punya ide kreatif, tujuannya jelas dan fokus


Sebenarnya startup itu apa, sih? 

Secara singkatnya adalah bisnis yang usianya belum lama dan masih dalam pengembangan. Startup kebanyakan sekarang berciri khas yang berkaitan dengan teknologi seperti aplikasi, web dan sebagainya. Tapi, sebenarnya lebih dari itu, startup nggak cuman digital atau online saja.

Dan sekarang ini, banyak kaum muda di Indonesia berlomba-lomba membuat bisnis startup. Bisnis ini memang lebih menantang daripada bisnis lain. Membangun dan memelihara startup nggak semudah yang dipikirkan. Karena, ada beberapa aspek yang perlu diketahui selain kualitas, yaitu aspek pemasaran untuk memperkenalkan suatu bisnis kepada masyarakat.

Nah, bagi yang bingung tentang bagaimana cara memulai bisnis startup, beberapa hal dasar berikut akan sangat membantu ketika membangunnya. 

Simak dan pahami baik-baik, ya!


1. Mulai dari ide sederhana, jangan mengikuti tren

Untuk membangun bisnis startup, harus memiliki produk untuk dijual. Produk yang dijual jangan mengikuti tren, apalagi mengikuti tren dari negara lain. Mulailah dari ide sederhana yang kreatif, menarik dan unik.


2. Tentukan tujuan yang jelas

Bisnis tentunya harus mempunyai tujuan. Maka dari itu, pastikan arah serta tujuan startup yang ingin dibangun dengan baik dan meringkasnya menjadi satu kalimat yang jelas.


3. Tentukan dan analisis target pasar

Sebelum melanjutkan bisnis, identifikasi target pasar yang akan ditargetkan untuk menjual produk. Hal itu bertujuan untuk mengetahui kondisi masyarakat, khususnya sosial ekonomi. Apakah mereka bersedia atau nggak mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli produk yang dijual.


4. Susun garis waktu untuk tujuan dan target yang ingin dicapai

Nggak mungkin membangun bisnis startup tanpa tujuan-target, maka dari itu buatlah garis waktu atau timeline. Hal itu akan membantu startup berproses dengan terencana dan memiliki tujuan-target jelas yang harus dicapai. Sehingga, ketika suatu tujuan-target tercapai, bisa mengembangkan startup untuk mencapai tujuan lain dengan target yang lebih tinggi.


5. Memiliki tim yang kuat dan positif

Sesuatu yang ada di dunia dengan kapasitas besar, butuh orang lain untuk melakukannya dan nggak bisa dilakukan sendirian. Meskipun bisa, nggak akan maksimal. Maka, masukanlah orang lain untuk terlibat ke dalamnya (startup yang sedang dibangun). Namun, orang-orangnya juga harus memiliki visi yang sama, sehingga tujuan yang diimpikan tercapai.


6. Bentuk dan pelihara budaya bisnis perusahaan sejak hari pertama

Perusahaan atau bisnis harus memiliki budaya yang kuat di dalamnya. Maka dari itu, bentuklah budaya yang terbaik menurut dan untuk semua orang yang ada di dalam bisnis startup yang sedang berjalan. Hal itu diperlukan, supaya terbentuk karakter yang baik.


7. Jangan setengah-setengah, harus fokus!

Dalam bisnis nggak boleh melakukannya setengah-setengah. Berarti, harus benar-benar sungguh-sungguh terlibat dalam mengembangkan bisnis startup secara konsisten. Dalam prosesnya pasti akan menemukan rintangan. Jadi, ketekunan dan konsistensi akan membantu menghadapi rintangan-rintangan yang ada dan startup akan bergerak maju.

Bekerja dengan setengah-setengah nggak akan memberikan hasil yang diinginkan.


Sumber :

https://www.idntimes.com/life/career/riyan-sumarno/tips-memulai-bisnis-startup-c1c2/7


Sumber foto :

https://www.lcinternational.it/en/news/startup-requirements-and-benefits/

The Bioeconomy is Much More Than a Circular Economy

The concepts of bioeconomy, circular economy and biomass cascading have similar targets, but neither is fully part of the other nor embedded...