Sunday, August 30, 2020

Manajemen dalam Bisnis

Mengenal Lebih Jauh tentang Manajemen dalam Bisnis: Definisi, Fungsi, dan Unsur

Dalam menjalankan bisnis, seseorang perlu mendalami tentang ilmu manajemen. Manajemen bisnis inilah yang dapat membantu Anda dalam mengelola dan menjalankan bisnis secara benar dan tepat agar dapat mencapai target-target yang ditetapkan. Tanpa adanya hal tersebut, usaha atau bisnis Anda bisa berantakan dan terlantar.

Masalahnya, tidak semua orang memiliki background dalam bidang manajemen, bahkan mungkin Anda termasuk salah satunya. Lantas, apa ini artinya Anda harus kuliah terlebih dulu selama sekitar empat tahun untuk mendalaminya?

Tentu saja tidak. Namun, setidaknya usahakan untuk mempelajari hal-hal dasar terkait manajemen bisnis, yang di dalamnya juga termasuk manajemen keuangan dan pemasaran. Pada dasarnya, manajemen berfungsi untuk mengatur jalannya bisnis Anda sehingga membentuk keteraturan yang dapat memudahkan Anda dalam mencapai tujuan.


Pengertian Manajemen

Apabila ditinjau dari sisi etimologis, manajemen sebetulnya berasal dari Bahasa Perancis kuno, yakni “management”, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Dari arti etimologis tersebut, beberapa ahli dalam ilmu manajemen mengembangkannya menjadi definisi yang lebih panjang.

Ricky W. Griffin, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan Henry Fayol yang mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu yang mengandung lima gagasan atau fungsi utama, yakni merancang, memerintah, mengorganisir, mengendalikan, dan mengoordinasi.

Ada pula George R. Terry yang menyebut manajemen sebagai proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.

Nah, dari berbagai definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah proses merencanakan, mengarahkan, mengorganisir, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui pemanfaatan sumber daya organisasi.


Fungsi Manajemen

Setidaknya ada empat fungsi utama yang dimiliki oleh manajemen, yaitu:


Perencanaan (planning)

Dalam fungsi ini, manajemen berperan untuk menetapkan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi, lalu merencanakan cara terbaik demi mencapai tujuan tersebut. Tergantung dari skala perusahaan, perencanaan ini bisa biasanya dilakukan selama beberapa kali, yakni untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan dan di-break down lagi secara lebih detail untuk masing-masing divisi. Biasanya, manajer akan mengevaluasi berbagai alternatif rencana sebelum memilih rencana apa yang dipilih dan paling cocok diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Perencanaan bisa dibilang merupakan basis terpenting dari keseluruhan proses manajemen bisnis. Anggaplah perencanaan sebagai pondasi rumah yang harus dibangun secara kuat. Tanpa adanya perencanaan yang matang dan detail, bisa-bisa proses bisnis Anda tak akan berjalan sesuai harapan.


Pengorganisasian (organizing)

Setelah melakukan perencanaan secara matang, saatnya mengubah rencana tersebut menjadi sesuatu yang nyata. Namun, untuk itu, Anda perlu memastikan agar tugas atau kegiatan tertentu dikerjakan oleh orang-orang yang tepat. Di sinilah fungsi pengorganisasian akan membantu Anda. Biasanya, pengorganisasian di perusahaan dibagi berdasarkan fungsi pokok, misalnya seperti pemasaran, akuntansi, produksi, administrasi, dan sebagainya.

Nah, setiap fungsi pokok tersebut idealnya diketahui oleh masing-masing manajer yang bertanggung jawab kepada direktur utama. Pengorganisasian juga dapat dilakukan dengan menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, hingga pada tingkatan mana keputusan harus diambil.


Pengarahan (directing)

Pada tahap ini, setiap anggota tim idealnya sudah mengetahui apa yang harus mereka kerjakan demi mencapai tujuan perusahaan. Meski begitu, mereka tetap membutuhkan dorongan agar bisa terus termotivasi untuk bekerja. Di sinilah fungsi pengarahan dalam manajemen sangat dibutuhkan. Biasanya, peran directing ini dilakukan oleh seorang manajer di masing-masing divisi. Mereka akan melakukan pengarahan melalui metode influencing dan motivating.


Pengendalian (controlling)

Agar setiap proses dalam manajemen berjalan optimal dan sesuai rencana, maka perlu diberlakukan fungsi pengendalian. Umumnya, fungsi pengendalian meliputi empat kegiatan, yaitu untuk menentukan standar prestasi, mengukur prestasi yang telah dicapai, membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan standar prestasi, serta melakukan perbaikan apabila ada penyimpangan dari standar prestasi yang telah ditentukan.

manajemen, akuntansi, manajemen bisnis, manajemen keuangan, bisnis, usaha, manajemen pemasaranManajemen bisnis adalah proses merencanakan, mengarahkan, mengorganisir, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui pemanfaatan sumber daya organisasi. (Source: Pexels)


4 Jenis Manajemen yang Diperlukan untuk Bisnis

Agar bisnis dapat berjalan optimal dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, diperlukan beberapa jenis manajemen lain untuk diterapkan, yaitu:


Manajemen keuangan

Sesuai namanya, manajemen keuangan berfungsi untuk mengatur keuangan perusahaan agar arus kas berjalan stabil sehingga pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan bisnis. Dengan adanya pengelolaan keuangan, seluruh komponen keuangan bisnis juga akan terdata secara rapi, memudahkan Anda untuk melakukan analisis dan meningkatkan peluang untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat dan strategis.

Agar lebih optimal, penggunaan teknologi seperti Sleekr Accounting sangat disarankan karena dapat melakukan integrasi perbankan dengan sistem yang otomatis. Seluruh data keuangan, mulai dari profit margin hingga utang piutang juga tersedia secara real time sehingga Anda bisa selalu mendapatkan data terbaru.


Manajemen SDM

Ada banyak unsur yang berperan dalam kesuksesan bisnis. Salah satu yang terpenting adalah sumber daya manusia (SDM). Manusia lah yang menjadi pemegang kontrol terhadap unsur-unsur lainnya, contohnya seperti uang, material, atau mesin. Karena perannya yang amat krusial, diperlukan penanganan khusus yang disebut juga dengan manajemen SDM. Dengan adanya pengelolaan yang tepat, SDM diharapkan bisa saling bekerja sama secara baik, efektif, dan efisien sehingga tujuan dapat tercapai.


Manajemen operasional

Dalam bisnis, manajemen operasional dapat membantu Anda untuk memastikan bahwa kegiatan operasional sehari-hari berjalan sesuai rencana dan kebijakan yang berlaku. Kegiatan operasional ini mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses produksi, mulai dari bahan baku, mesin, teknologi hingga metode yang diterapkan dalam mengubah bahan baku menjadi produk tertentu.

Dengan adanya pengelolaan operasional, Anda bisa memastikan kualitas terbaik untuk bahan baku, mengetahui jumlah bahan baku yang harus disediakan, waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi, bagaimana cara melakukan efisiensi waktu serta tenaga, dan masih banyak yang lainnya.


Manajemen pemasaran

Agar produk bisa sampai di tangan pengguna, Anda membutuhkan pemasaran. Terlebih jika produk Anda tergolong baru, maka Anda harus menjadi pihak yang lebih aktif melakukan promosi untuk membuat target market mengetahui kehadiran produk Anda. Proses pemasaran lah yang bisa membantu Anda dalam hal ini, yakni melalui beberapa strategi pilihan yang memiliki peluang paling tinggi untuk membawa kesuksesan.


Unsur-unsur Manajemen

Dalam bisnis, terdapat enam unsur yang berpengaruh dalam keberhasilan suatu usaha. Unsur-unsur ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari satu sama lain. Jika salah satu unsur tidak ada atau tidak optimal, maka dapat mempersulit perusahaan dalam mencapai tujuannya. Berikut ini unsur-unsur tersebut:


Manusia (human)

Tidak berlebihan rasanya menyebut sumber daya manusia sebagai unsur terpenting dalam manajemen bisnis. Tanpa adanya manusia, perusahaan tidak dapat menentukan tujuan dan menyusun rencana terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Manusia lah yang memegang kontrol terhadap unsur-unsur lain dalam bisnis.


Uang (money)

Sejak awal mendirikan usaha, uang sudah menjadi salah satu hal paling krusial, yakni sebagai modal. Selain sebagai alat tukar, uang juga dapat berfungsi sebagai alat pengukur nilai. Keberhasilan suatu kegiatan atau penjualan bisa diukur berdasarkan jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.

Sebagai salah satu unsur manajemen, uang dapat membantu Anda untuk memperhitungkan bisnis secara rasional. Hal ini berkaitan dengan berapa banyak uang yang harus disediakan untuk membeli mesin baru, membayar gaji karyawan, hingga berapa banyak yang harus didapatkan demi mendapat keuntungan.


Bahan (materials)

Ada dua jenis bahan dalam unsur bahan, yakni bahan setengah jadi dan bahan jadi. Tanpa adanya bahan, bisa dipastikan Anda akan kesusahan untuk menghasilkan produk yang hendak dijual. Seluruh rencana yang disusun dapat menjadi percuma dan menghambat perusahaan mencapai tujuannya.


Mesin (machine)

Anda sudah mempunyai bahan yang diperlukan untuk membuat produk. Namun, proses produksi bisa terhambat apabila Anda tak memiliki mesin yang mumpuni. Perlu diingat pula bahwa dalam hal ini, mesin tak hanya terbatas pada mesin-mesin pabrik untuk menghasilkan produk barang. Mesin seperti komputer, printer, hingga mesin fotokopi juga memiliki nilai penting dalam proses bisnis Anda.


Metode (methods)

Unsur satu ini membantu Anda dan tim untuk menjalankan setiap proses manajemen secara efektif dan efisien. Karenanya, Anda perlu menentukan metode terbaik untuk diterapkan di perusahaan. Dari sini, biasanya akan ditemukan kesinambungan antara satu divisi dengan divisi lain sehingga Anda dan seluruh karyawan bisa bekerja secara berdampingan dengan baik.


Pasar (market)

Sebagus apa pun kualitas produk yang diciptakan, hal tersebut akan percuma apabila tidak ada demand atau pasar yang memadai. Jika hal tersebut terjadi, kemungkinan besar proses produksi akan berhenti sehingga mengancam kesuksesan perusahaan. Karenanya, Anda juga perlu melakukan pemasaran untuk menarik perhatian target market Anda. Susunlah strategi-strategi yang dapat menggaet mereka.


Sumber :

https://sleekr.co/blog/mengenal-manajemen-definisi-fungsi-dan-unsur/

Sumber foto :

https://www.researchgate.net/figure/The-Fayols-five-functions-of-Management_fig1_327845840

Tuesday, August 25, 2020

5S : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke

Tentang 5S – Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke

Bagi anda yang pernah berinteraksi dengan dunia pabrik tentunya tidak asing dengan istilah 5S. Pabrik yang menerapkan program 5S akan terlihat bersih dan teratur.  Mereka berpikir keadaan yang berantakan akan menyembunyikan masalah. Program 5S dipandang sebagai usaha untuk memunculkan masalah yang selama ini tersembunyi  dari para pemecah masalah (problem solver).

Saat ini, program 5S telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai negara. Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama ini memusatkan  perhatiannya terhadap pengurangan segala  pemborosan (waste). 5S adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit) mengurangi pembororsan di tempat kerjanya.

Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke). Masing-masing S dalam 5S beserta penjelasannya dijelaskan di bawah ini.


1S – Seiri

Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna;  barang berguna disimpan dan barang tidak berguna dibuang.

Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy,  yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah (red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja tersebut.


2S – Seiton

Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari, 
dan aman, serta diberi indikasi.Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.


3S – Seiso

Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown maupun dalam rangka program preventive maintenance (PM).Sebisa mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang pameran agar lingkungan kerja sehat dan nyaman sehingga mencegah motivasi kerja yang turun akibat tempat kerja yang kotor dan berantakan.

 

4S – Seiketsu

Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi 
dan bersih menjadi suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri, seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan  diperiksa secara teratur dan berkala.


5S – Shitsuke

Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja: (1) Disiplin terhadap standar, (2) Saling menghormati, (3) Malu melakukan pelanggaran, dan (4) Senang melakukan perbaika

 

Padanan  5S dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.


Tabel 1 Padanan 5S dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

JEPANG INDONESIA INGGRIS

5S 5R 5S 5P 5K 5S

1S Seiri Ringkas Sortir Sisih Pemilahan Ketertiban Sort

2S Seiton Rapi Susun Susun Penataan Kerapihan Set in Order

3S Seiso Resik Sapu Sasap Pembersihan Kebersihan Shine

4S Seiketsu Rawat Standardisasi Sosoh Penjagaan Kelestarian Standardize

5S Shitsuke Rajin Swa-disiplin Suluh Penyadaran Kedisiplinan Sustain


Suksesnya 5S terletak pada sejauh mana orang melakukan 5S sebagai suatu kebiasaan (habit) bukan paksaan sehingga inisiatif perbaikan akan muncul dengan sendirinya. Di bawah ini saya telah merangkum hal-hal penting untuk pelaksanaan program 5S berdasarkan beberapa literatur dan juga perspektif pribadi saat menyaksikan langsung aktivitas 5S di tempat kerja.

  • Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level atas sampai level bawah.
  • Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan 5S dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas.
  • Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari sekedar program kebersihan maupun housekeeping management.
  • Menerapkan 5S secara konsisten untuk perubahan budaya.
  • Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan  aktivitas 5S secara efektif.
  • Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit) untuk menilai performance.
  • Membutuhkan edukasi tentang konsep  dan keuntungan aktivitas 5S.

Sebagai penutup saya mau mengutip salah satu paragraf dari artikel yang disusun Utomo (2011).


5S tidak sulit untuk dipahami, tapi 5S sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar. 5S memerlukan kegigihan, kebulatan tekad, dan memerlukan usaha yang terus menerus. 5S mungkin tidak akan memberikan hasil yang dramatis. Namun 5S membuat pekerjaan lebih mudah. 5S akan mengurangi pemborosan waktu kerja kita. 5S akan membuat kita bangga atas pekerjaan kita. 5S akan meningkatkan produktifitas kerja dan mutu yang lebih baik, sedikit demi sidikit, namun terus menerus.


Sumber :

https://eriskusnadi.com/2011/08/06/5s-seiri-seiton-seiso-seiketsu-shitsuke/


Sumber foto :

https://wqa.co.id/sertifikasi-5s/

Thursday, August 20, 2020

Manajemen Operasi

Manajemen Operasi: Pengertian, Fungsi dan Penerapannya

Perkembangan dunia saat ini semakin pesat, terutama dalam bidang industri. Hal ini berdampak pada persaingan yang semakin ketat antarindustri atau perusahaan yang ada. Berbagai upaya dilakukan untuk menjadi industri/perusahaan yang terbaik. Manajemen operasi diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan perubahan atau inovasi produk agar menjadi lebih baik.

Dalam dunia usaha, manajemen operasi sangat diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan perubahan atau inovasi produk untuk menjadi lebih baik lagi.


Seiring perkembangan industri yang semakin maju, perusahaan dituntut memberikan kualitas yang terbaik terhadap produk ataupun jasa yang dihasilkan. Manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Setiap hari masyarakat selalu menjumpai serangkaian barang atau jasa yang melimpah. Semuanya itu diproduksi di bawah pengawasan manajer operasi.

Kewenangan manajer operasi sangat penting dipelajari untuk meningkatkan pemahaman dan memudahkan penerapannya dalam berbagai organisasi atau perusahaan. Jika ingin mengetahui lebih banyak apa saja yang dimaksud dengan Manajemen operasi, apa fungsi dari manajemen operasi, dan bagaimana cara penerapanya. Berikut penjelasannya di bawah ini :


Pengertian Manajemen Operasi

Dalam kalimat Manajemen mempunyai arti yang berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Dengan demikian, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Yohanes Yahya (2006: 1) memberikan pengertian manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen  operasi merupakan serangkaian proses dalam menciptakan barang, jasa, atau kegiatan yang mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, serta berusaha untuk menyeimbangkan biaya dengan pendapatan untuk mencapai laba operasi yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, peran manajemen menjadi penting dalam posisinya, baik manajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia maupun keuangan. Selain itu, manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen yang penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan.

Dalam perkembangannya, manajemen operasi sangat pesat terutama bila dikaitkan dengan lahirnya inovasi dan teknologi baru yang kerap diterapkan dalam operasi bisnis.Oleh karena itu, banyak organisasi/perusahaan yang memprioritaskan aspek-aspek manajemen operasi sebagai salah satu model strategis untuk bersaing dan menjadikan perusahaan atau industri yang terbaik di antara pesaingnya.


Fungsi Manajemen Operasi

Selain pengertian Manajemen operasi, ada beberapa fungsi yang terdapat dalam manajemen operasi, berikut fungsi-fungsi yang harus Anda ketahui :


Keuangan 

Keuangan adalah komponen penting dalam manajemen operasi. Sangat penting untuk memastikan bahwa semua keuangan telah dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dilaksanakan dengan benar untuk memastikan terciptanya penciptaan barang dan jasa yang optimal. Pemanfaatan keuangan yang tepat akan memungkinkan terciptanya suatu produk atau layanan yang akan memenuhi kebutuhan konsumen secara keseluruhan.


Strategi 

Ketika menggunakan strategi dalam manajemen operasi, ini mengacu pada taktik perencanaan yang dapat membantu melalui sumber daya yang dioptimalkan dan pengembangan keunggulan kompetitif atas bisnis lain. Banyak strategi bisnis termasuk konfigurasi rantai pasokan, penjualan, kapasitas untuk menyimpan uang, dan pemanfaatan sumber daya manusia yang optimal.


Operasi 

Fungsi manajemen operasi ini berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan kontrol keseluruhan dari semua kegiatan dalam organisasi. Ini adalah fungsi utama manajemen operasi dan secara efektif akan membantu dalam mengubah bahan baku dan upaya manusia menjadi barang dan layanan yang tahan lama yang dapat dimanfaatkan konsumen.


Desain Produk 

Dengan tersedianya teknologi baru, penjualan suatu produk menjadi jauh lebih sederhana. Salah satu tugas utama manajemen operasi adalah untuk memastikan bahwa suatu produk dirancang dengan baik dan memenuhi tren pasar dan kebutuhan konsumen. Konsumen modern lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas, oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan produk berkualitas yang tahan lama dan berkualitas tinggi.


Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen rantai pasokan melibatkan pengelolaan proses produksi dari bahan baku ke produk jadi. Ia mengontrol segala sesuatu mulai dari produksi, pengiriman, distribusi, dan pengiriman produk.

Manajer operasi mengelola proses rantai pasokan dengan mempertahankan kendali manajemen persediaan, proses produksi, distribusi, penjualan, dan sumber pemasok untuk memasok barang-barang yang dibutuhkan dengan harga yang wajar. Proses rantai pasokan yang dikelola dengan baik akan menghasilkan proses produksi yang efisien, biaya overhead yang rendah, dan pengiriman produk yang tepat waktu kepada konsumen.


Mengelola Kualitas

Manajemen mutu memainkan peran penting dalam menjual suatu produk. manajer operasi mengalokasikan tugas manajemen mutu untuk tim dan kemudian mengawasi tugas mereka. Manajer mengidentifikasi cacat proyek dan memperbaiki mereka untuk memastikan kualitas. Untuk ini, sistem tertentu digunakan yang mengukur dan menjaga kualitas produk.


Perkiraan Permintaan

Berfokus pada kebutuhan pelanggan adalah salah satu fungsi utama manajemen operasi. Manajer operasi yang baik memastikan bahwa pelanggan mendapatkan nilai layanan terbaik, artinya menerima apa pun yang mereka inginkan, dan secara cepat dan tepat waktu.

Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki konsekuensi termasuk kehilangan kepercayaan, hubungan yang rusak, dan publisitas negatif. Oleh karena itu, manajer operasi yang baik mengantisipasi kemungkinan tantangan dan menyiapkan tindakan balasan untuk memastikan bahwa tidak ada kegagalan operasional yang dapat memengaruhi memenuhi kebutuhan pelanggan.


Bagaimana Penerapan pada Manajemen Operasi ?

Cara penerapan manajemen operasi yaitu dengan menentukan tujuan dari subsistem operasi dari organisasi, serta mengembangkan program, kebijakan, dan prosedur yang dibutuhan dalam manajemen operasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap penerapan pada manajemen operasi mencakup pada penentuan peranan dan fokus dari operasi tersebut.

Dalam perorganisasian, manajer operasi akan menentukan individu, divisi, ataupun departemen dalam subsitem operasi untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Manajer operasi juga akan menentukan apa saja sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan operasi , dan mengatur wewenang serta tanggung jawab yang diperlukan dalam melaksanakan penerapan pada manajemen operasi.


Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dikatakan input yaitu dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, modal, maupun informasi yang dibutuhkan untuk proses produksi.

Aktivitas-aktivitas dalam merubah input dapat berupa sistem produksi yang digunakan, monitoring pegawai, maupun teknologi transportasi yang digunakan dalam rangkaian proses produksi yang dilakukan.Sehingga menghasilkan output yang berupa barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.


Sumber :

https://www.harmony.co.id/blog/manajemen-operasi-pengertian-fungsi-dan-penerapannya

Saturday, August 15, 2020

Purchasing

PURCHASING ADALAH? 

Di zaman digital saat ini, sebagian besar individu sudah mulai menggunakan internet dan teknologi digital untuk belanja barang atau jasa yang diinginkan. Ditawarkannya kemudahan dan dapat di akses dimana saja menjadikan nilai tambah yang bermanfaat untuk pelanggan & perusahaan. Salah satu proses yang telah mengalami perubahan adalah proses purchasing. Digitalisasi membawa proses purchasing berevolusi menjadi e-purchasing.

Walaupun istilah ini di Indonesia masih di bilang cukup baru dan identik dengan pembelian pengadaan barang atau jasa yang berkaitan dengan pemerintahan. Di luar Indonesia, e-purchasing tidak hanya digunakan dalam pemerintahan, tapi juga oleh masyarakat biasa. Untuk lebih mengenal pembelian secara elektronik ini, berikut pembahasan secara lengkap.

PURCHASING ADALAH – DEFINISI & TANGGUNG JAWAB

Sebelum mengenal apa itu e-purchasing, ada baiknya mengenal terlebih dahulu mengenai purchasing. Dalam bahasa Indonesia, purchasing memiliki arti pembelian yang dalam suatu organisasi berarti suatu proses pemesanan barang atau jasa untuk digunakan dalam melancarkan kegiatan operasional.

Biasanya purchasing memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) tersendiri. Perannya adalah melakukan pembelian yang diminta oleh divisi lain dalam perusahaan. Tidak hanya itu, purchasing juga bertanggung jawab atas barang atau jasa yang dipesannya. Berikut beberapa tanggung jawab yang harus dikerjakan oleh purchasing:


1. Purchasing Menerima dan menganalisis kebutuhan perusahaan

Purchasing wajib menerima perminataan pembelian, selama memang untuk kepentingan operasional perusahaan. Namun, sebaiknya purchasing menganalisis kembali apakah barang atau jasa tersebut memang benar dibutuhkan, atau hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.


2. Departemen Purchasing Menganalisa & Memilih Supplier & Vendor

Mencari dan menentukan supplier juga merupakan tugas dari purchasing. Mereka harus memiliki data-data supplier yang sesuai dengan kualitas perusahaan dan sesuai dengan harga di dalam anggaran. Pemilihan supplier bisa melalui proposal yang ditawarkan, iklan, atau atas saran orang lain.


3. Tim Purchasing Melakukan Pemesanan Pada Supplier

Untuk pemesanan harus membuat formulir purchase order. Sebaiknya formulir tersebut harus dibuat beberapa rangkap, guna menjadi arsip bagi beberapa bagian. Nantinya ini akan menjadi bukti bahwa perusahaan pernah atau sedang melakukan pemesanan barang atau jasa tersebut.


4. Staff Puchasing Memantau Pengiriman Barang

Tidak hanya sampai disitu, tetapi selama masa pengiriman, bagian purchasing juga harus memantau lokasi barang atau jasa tersebut hingga sampai di gudang perusahaan. Apabila yang dibeli adalah jasa, maka tim purchasing harus memastikan bahwa pekerjaan selesai sesuai kontrak.


5. Bagian Purchasing Memeriksa Kualitas Barang Pesanan & Pekerjaan

Setelah barang sampai, maka purchasing wajib memeriksa produk yang dipesan. Harus dipastikan apakah sesuai dengan pesanan (jumlah dan kualitas)? Apakah ada cacat produksi? Jika ada yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan PO maka, purchasing bisa meretur demi menjaga kualitas.


6. Staff Purchasing Membayar Faktur

Pembayaran bisa dilakukan dengan cicilan atau tunai, tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Purchasing bertugas untuk melunasi pembelian tersebut hingga lunas, sehingga skill dalam komunikasi untuk staff purchasing itu penting.

Purchasing merupakan kegiatan pembelian yang dilakukan secara manual. Prosesnya bisa melalui email, telepon dan lainnya. Kelemahan dari sistem ini adalah bagian purchasing harus terus menerus melakukan kontak dengan supplier mulai dari pemesanan barang hingga barang sampai ditempat. Tentunya hal ini juga akan meningkatkan biaya dan tidak efektif. Apalagi jika pembelian yang terjadi bisa lebih dari satu transaksi.

Kelebihannya adalah dapat menjalin hubungan yang lebih akrab dengan supplier. Tetapi kelebihan ini terkadang menjadi boomerang. Sebab mungkin saja pihak supplier akan merasa terganggu, mengingat pemesanan tidak hanya oleh 1 atau 2 perusahaan saja.


Sumber :

https://promise.co.id/purchasing-adalah-definisi-e-purchasing/

Sumber foto :

https://www.dreamstime.com/illustration/purchasing.html

Monday, August 10, 2020

Balanced Score Card

Balanced Scorecard atau BSC adalah suatu metode untuk pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan dengan mengukur empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. suatu konsep untuk mengukur apakah aktivitas-aktivitas operasional suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan strategi.


BSC pertama kali dikembangkan dan digunakan pada perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Dengan tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga masalah manusia, BSC membantu memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan membantu organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya.

Sistem manajemen strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil menyeimbangkan sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan karyawan.


Pada tahun 1992, Robert S. Kaplan dan David P. Norton mulai mempublikasikan kartu skor berimbang melalui rangkaian artikel-artikel jurnal dan buku The Balanced Scorecard pada tahun 1996.

Sejak diperkenalkannya konsep aslinya, BSC telah menjadi lahan subur untuk pengembangan teori dan penelitian, dan banyak praktisi yang telah menyimpang dari artikel asli Kaplan dan Norton. Kaplan dan Norton sendiri melakukan tinjauan ulang terhadap konsep ini satu dasawarsa kemudian berdasarkan pengalaman penerapan yang mereka lakukan.


Dalam BSC, terdapat empat jenis perspektif untuk mengetahui ukuran kinerja perusahaan, yaitu

1. Financial Perspective (Perspektif Keuangan)

Financial perspective atau perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan.

Baik pemasukan maupun pengeluaran, keduanya harus dicatat secara runtut dan jelas. Agar pihak keuangan dapat mengamati laju pertumbuhan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.


2. Customer Perspective (Perspektif Pelanggan)

Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu, mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

Adanya pelayanan yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus.


3. Internal Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal)

Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan.

Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat perusahaan juga akan bertambah.


4. Learning and Growth Perspective (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan) 

Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak kendala. Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Karena itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target yang maksimal.

Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan prosedur kerja yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis berlangsung.



Berdasarkan hasil survey yang dilakukan secara online ke 500 perusahaan oleh Kaplan dan Norton (2003), diperoleh data bahwa 250 perusahaan menyatakan telah memiliki Balanced Scorecard. 50% dari perusahaan-perusahaan tersebut menyatakan belum waktunya untuk bisa melihat dampak dari implementasi Balanced Scorecard.

Dari 50% sisanya atau 125 perusahaan, 19 perusahaan (15%) menyatakan telah memperoleh hasil yang signifikan, 80 perusahaan (64%) menyatakan memperoleh beberapa kemajuan, 26 perusahaan (21%) menyatakan tidak atau hanya memperoleh sedikit kemajuan.

Hanya sedikit saja (15%) yang sukses memperoleh hasil yang signifikan.

Dengan demikian, memiliki Balanced Scorecard bukan berarti secara langsung dapat menghasilkan kesuksesan pencapaian strategi. Balanced Scorecard merupakan alat bantu, yang tidak dapat memberikan manfaat yang optimal jika tidak digunakan dengan baik.

Dalam implementasi Balanced Scorecard, diperlukan komitmen dan kepemimpinan yang kuat dari tim manajemen untuk memobilisasi perubahan. Tim manajemen perlu bersama-sama menerjemahkan visi dan strategi sehingga menghasilkan konsensus bersama.

Kemudian sasaran strategis dan ukuran pencapaiannya perlu dikomunikasikan ke seluruh organisasi agar seluruh unit dan individu dalam organisasi memahami sasaran-sasaran strategis yang harus dicapai untuk keberhasilan strategi organisasi.

Strategi organisasi perlu diselaraskan dengan sasaran-sasaran unit kerja dan individu serta perlu diselaraskan antara sasaran dan inisiatif yang akan diambil. Untuk melaksanakan inisiatif, tentunya diperlukan pengalokasian sumber daya yang dibutuhkan, yang akan berpengaruh terhadap budget.

Untuk itu, penentuan budget perlu dihubungkan dengan strategi dan untuk menguatkan komitmen bersama, pencapaian kinerja perlu dihubungkan dengan reward.


Sumber :
http://industrialengineeringdepartment.blogspot.com/2019/06/balanced-score-card.html

Wednesday, August 5, 2020

Startup yang Baik Adalah yang Dijalankan

Bisnis yang Sukses Itu Ya Bisnis yang Dijalankan, Ini Alasannya

Kalau mau tahu apa bisnis yang baik, ya bukalah bisnis itu. Bukan ditanyakan melulu. Begitu kira-kira nasihat bisnis super dari legenda Bob Sadino. Om Bob sudah meninggal pada 2015. Namun nasihat-nasihatnya, yang sering nylekit tapi tepat sasaran, masih terus dianut orang.

Nasihat di atas adalah salah satu yang bikin orang tercekat. Awalnya, ada orang yang meminta saran kepadanya soal jenis usaha apa yang punya prospek bagus.

Bob, yang merasa telah berkali-kali mendapat pertanyaan yang sama, langsung melontarkan nasihat tersebut. Kasarannya, “kalau lo niat jadi pengusaha sukses, buka dan jalankan dong usaha lo. Kalau gak dibuka, mana tahu sukses atau gak.”

Petuah itu gak keluar begitu saja dari mulut sang pebisnis ulung. Dia bisa melontarkan nasihat itu karena memang punya pengalaman sebelumnya. Jangan kira Bob langsung ujuk-ujuk jadi pengusaha sukses. Dia pun mesti jatuh-bangun, beralih dari satu usaha ke usaha lain hingga akhirnya berfokus pada satu bidang.

Bob Sadino memang punya latar belakang keluarga berada. Tapi dia gak ujuk-ujuk jadi pengusaha atau mendapat warisan bisnis dari orang tua.

Awalnya, dia kerja jadi karyawan. Nama perusahaannya, Djakarta Lloyd. Perusahaan pelayaran ini berstatus Persero alias punya negara, tapi namanya kurang beken dibanding Pelindo, PLN, atau Pertamina.

Bob kurang-lebih 9 tahun kerja di perusahaan itu. Waktu itu, belum tebersit sedikit pun keinginan untuk jadi pebisnis.

Bisa dibilang, dia lumayan lama menikmati zona nyaman sebagai karyawan. Mungkin karena saat itu masih era jayanya Djakarta Lloyd, dan dia pun bekerja di kantor luar negeri, tepatnya di Jerman dan Belanda.

Rencana menjajal peluang usaha sendiri baru datang ketika ia kembali ke Jakarta. Saat itu dia sudah menikah. Artinya, kebutuhannya sudah lebih besar karena sudah berkeluarga. Bob memutuskan resign dan jadi pebisnis. Tapi jangan salah. Gak ada cerita tiba-tiba ada modal segepok yang ia pakai buat jalanin bisnis.

Saat itu dia punya dua mobil. Salah satunya dia jual untuk beli rumah, satunya lagi ia jadikan sarana bisnis sewa mobil. Sopirnya? Dia sendiri! Namun sayang, usaha sewa mobil ini berantakan. Dia terlibat kecelakaan dan terluka parah. Sedangkan mobilnya ringsek.

Tak ada dana untuk memperbaiki mobil, Bob pun rela jadi kuli bangunan dengan upah Rp 100 per hari. Gak kebayang gimana rasanya hidup berbalik 180 derajat seperti itu. Jelas, dia merasa depresi. Untungnya dia masih punya banyak kawan. Salah seorang kawannya menyankan untuk buka bisnis telur ayam negeri.

Kala itu, telur ayam negeri gak sepopuler sekarang. Orang-orang lebih banyak mengkonsumsi telur ayam kampung. Merasa ada peluang, Bob bikin peternakan ayam dan jualan telur. Apakah dia langsung buka kios? Tidak, Saudara-Saudari.

Telur dagangannya ia jual dari pintu ke pintu langsung. Tapi insting bisnis Bob Sadino memang tajam. Dia menyasar orang asing yang tinggal di Indonesia alias ekspatriat sebagai target pasar.

Jadi, harga dagangan itu bisa sedikit dikerek mengingat daya beli kalangan ekspatriat, terutama yang tinggal di kawasan elite Kemang dan sekitarnya, memang tinggi. Terlebih, Bob saat itu praktis gak punya pesaing.

Akhirnya, dia lancar menjalankan bisnis di bidang peternakan itu. Dia pun mendirikan supermarket khusus produk peternakannya yang kini terkenal: Kem-Chicks. Supermarket itu menjadi penyalur utama produk peternakan dan perkebunan yang ia kelola di bawah bendera  PT Boga Catur Rata, PT Kem Foods, dan PT Kem Farms.

Bob Sadino memang sudah tiada. Namun cerita hidupnya selalu layak dikenang karena bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang berniat jadi pengusaha. Apalagi yang gak punya pengetahuan wirausaha dari pendidikan formal. Terbukti, Om Bob bisa sukses jadi pebisnis tanpa sekolah bisnis.

Malah dia sering diundang ke sekolah-sekolah semacam itu untuk membagikan tips dan nasihat bisnis. Harapannya, makin banyak orang Indonesia yang mau terjun ke dunia bisnis tanpa ragu. Siapa mau mengikuti jejaknya?


Sumber :

https://lifepal.co.id/media/bisnis-yang-sukses-dijalankan/

The Bioeconomy is Much More Than a Circular Economy

The concepts of bioeconomy, circular economy and biomass cascading have similar targets, but neither is fully part of the other nor embedded...