Wednesday, July 29, 2020

VUCA : Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity

Pengertian, Konsekuensi dan Keterampilan di Era VUCA

Sebelum ini, apakah pembaca Career Advice pernah mendengar tentang VUCA? Yap! istilah ini sudah mulai digunakan semenjak era sembilan puluhan. VUCA adalah singkatan dari volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity.

Mari kita uraikan satu per satu ya, volatility atau volatilitas dapat diartikan sebagai suatu hal yang mudah menguap, berubah dan meledak. Nah, volatilitas ini bisa dilihat dari pandangan ekonomi, yang berarti lingkungan bisnis yang mudah berubah-ubah dengan cepat atau labil, dan ini terjadi dalam skala yang besar.

 

Arti uncertainty pada situasi VUCA, sama seperti artinya dalam Bahasa Inggris yaitu, tidak pasti atau ketidakpastian. Ini menggambarkan situasi dimana orang-orang akan sulit memprediksi sebuah keakuratan yang akan terjadi di masa depan. 

Dalam Bahasa Indonesia, kata Complexity memiliki arti kompleksitas, yang mana ini menggambarkan situasi yang semakin rumit karena tantangan-tantangan yang hadir merupakan perwujudan dari banyak faktor yang saling terkait satu sama lain. 

 

Lalu, apa pengertian dari ambiguity? ini memiliki arti tidak ada kejelasan dari asal-usul sebuah kejadian. 

Yap! dari keempat definisi di atas mengenai VUCA, kita dapat melihat bahwa VUCA menggambarkan sesuatu yang penuh dengan ketidakjelasan, tidak berarah, situasi yang cenderung berubah-ubah dengan sangat cepat yang berasal dari sebab dan akibat yang tidak jelas, yang mana situasi ini sangat ironis. 

 

Istilah 'VUCA' berasal dari militer, tetapi istilah ini mulai menjadi lebih relevan untuk bisnis dan masyarakat yang lebih luas ketika kita sampai pada kehidupan yang seperti sekarang, yang mana kehidupan seperti badai ketidakjelasan yang menyerang semua kalangan masyarakat, terutama dalam bisnis. 

Volatilitas (situasi yang berubah dengan cepat atau labil), ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas adalah kenyataan yang terjadi sekarang dan akan terus berlangsung sampai ke masa depan. Mau tidak mau, Anda, saya, dia, mereka dan kita semua perlu memaksakan diri untuk beradaptasi pada situasi yang sangat tidak menyenangkan dan tidak nyaman ini. 

Setelah kita mengetahui arti dari VUCA, sekarang mari kita bandingkan dengan situasi yang terjadi di zaman dahulu sebelum segalanya berubah menjadi sebuah ketidakjelasan. Lawan dari VUCA adalah stability (stabilitas), certainty (kepastian), simplicity (kesederhanaan) dan clarity (kejelasan). Keempat poin tersebut benar-benar kebalikkan dari VUCA, yang mana sangat menggambarkan situasi yang sangat nyaman, dimana VUCA penuh dengan ketidaknyamanan.


Konsekuensi VUCA

Dari situasi VUCA ini, maka ada dua konsekuensi, yaitu:

 

1. Pada situasi ini, pemikiran strategis menjadi suatu keharusan.

Kita didorong untuk membuat lebih banyak keputusan. Menurut definisi, strategi adalah tentang mengevaluasi opsi dan membuat pilihan. Dimana kita harus mempertimbangkan pertukaran ide, keberhasilan yang cepat, prioritas absolut, kerugian yang dapat diterima, dan aspek lainnya. Kami tidak dapat membuat keputusan ini tanpa benar-benar menyadari konteks dimana kami bertindak. Seorang pemain catur yang baik tidak hanya fokus pada raja lawan, tetapi terus-menerus menganalisis semua bagian lainnya untuk menyesuaikan strateginya. 

Peringatan: menjadi sadar akan konteks dan situasi VUCA, bukan berarti mengubah strategi secara terus-menerus. Tetapi, ini menandakan bahwa kita harus mengakui keterkaitan strategi yang perlu ditinjau lagi dan lagi. Selain itu, penyesuaian strategi cenderung memicu modifikasi rencana, ini memiliki keunggulan untuk membuat keseluruhan sistem menjadi lebih cepat. 

 

2. Kepemimpinan menjadi sangat penting, yang maksudnya adalah keahlian seorang pemimpin perlu berkembang.

Dikarenakan ketidakpastian yang merajalela, ini juga berdampak pada para pemuda yang mengalami stres dan keraguan terhadap perubahan zaman yang terlalu cepat. Itulah mengapa kecakapan seorang pemimpin sangat diperlukan untuk mematahkan pola dengan mengambil posisi bijaksana dan mengartikulasikan strategi yang diberikan.

Dengan situasi yang cenderung berubah-ubah ini, para pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengeluarkan potensi semua orang dengan menanamkan dan mendorong mereka untuk dapat beradaptasi dengan situasi VUCA yang sangat membingungkan. Sebagai contoh, pimpinan berusaha mengurangi kecemasan karyawan dalam menghadapi perubahan dengan membuktikan bahwa tantangan dapat menjadi sebuah peluang yang akan menjadi pemacu penting bagi kinerja dan keunggulan kompetitif.

Selain tantangan serta bahaya, dunia VUCA juga memiliki peluang. Untuk mendapatkan peluang ini, para pemimpin harus melakukan lebih dari sekadar menanggapi sebuah peristiwa, meskipun mereka juga harus meresponnya. Tidak hanya itu, pemimpin harus menjadi agen perubahan positif di tengah-tengah kekacauan, menciptakan masa depan yang cerah, karena beberapa hal dapat menjadi lebih baik, bahkan ketika hal-hal lain menjadi lebih buruk.

 

Keterampilan di Era VUCA

Untuk membuat masa depan yang lebih baik, para pemimpin harus mencari pengalaman dan peluang untuk belajar dan menerapkan 10 keterampilan di era VUCA, yaitu sebagai berikut:

 

1. Insting yang kuat.

Maksudnya adalah kemampuan untuk mengeksploitasi dorongan batin untuk membangun dan menumbuhkan hal-hal, serta terhubung dengan orang lain.


2. Kejelasan.

Kemampuan untuk melihat melalui kekacauan dan kontradiksi untuk masa depan yang belum bisa dilihat orang lain.


3. Mengubah situasi yang dilema.

Kemampuan untuk mengubah situasi yang penuh dengan dilema, seperti masalah yang tidak seperti masalah, masalah yang tidak dapat diselesaikan.

 

4. Kemampuan belajar yang mendalam.

Kemampuan untuk membenamkan diri dalam lingkungan yang tidak dikenal dan belajar lebih dalam dari sumber utama.


5. Bio-empati.

Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang alam, untuk memahami, menghormati dan belajar dari pola-pola alam.

 

6. Depolarisasi konstruktif.

Kemampuan untuk menenangkan situasi yang menegangkan dimana komunikasi telah terpecah, dan membawa orang-orang dari budaya yang berbeda menuju keterlibatan yang konstruktif.

 

7. Transparansi.

Kemampuan untuk bersikap terbuka dan otentik tentang nilai-nilai apa yang penting.


8. Prototipe yang cepat.

Kemampuan untuk membuat inovasi yang cepat, dengan harapan bahwa keberhasilan di kemudian hari akan membutuhkan kegagalan awal.


9. Pengorganisasian mob cerdas.

Kemampuan untuk membuat, terlibat dengan, dan memelihara bisnis atau jaringan perubahan sosial yang disengaja melalui penggunaan media elektronik yang cerdas atau lainnya.

 

10. Penciptaan bersama.

Kemampuan untuk menanam, memelihara, dan menumbuhkan aset bersama yang dapat menguntungkan orang lain.


Sumber :

https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-konsekuensi-dan-keterampilan-di-era-vuca

Sumber foto :

https://eliteperformers.co.za/2018/07/25/leading-in-a-vuca-world/

No comments:

Post a Comment

The Bioeconomy is Much More Than a Circular Economy

The concepts of bioeconomy, circular economy and biomass cascading have similar targets, but neither is fully part of the other nor embedded...