Wednesday, August 5, 2020

Startup yang Baik Adalah yang Dijalankan

Bisnis yang Sukses Itu Ya Bisnis yang Dijalankan, Ini Alasannya

Kalau mau tahu apa bisnis yang baik, ya bukalah bisnis itu. Bukan ditanyakan melulu. Begitu kira-kira nasihat bisnis super dari legenda Bob Sadino. Om Bob sudah meninggal pada 2015. Namun nasihat-nasihatnya, yang sering nylekit tapi tepat sasaran, masih terus dianut orang.

Nasihat di atas adalah salah satu yang bikin orang tercekat. Awalnya, ada orang yang meminta saran kepadanya soal jenis usaha apa yang punya prospek bagus.

Bob, yang merasa telah berkali-kali mendapat pertanyaan yang sama, langsung melontarkan nasihat tersebut. Kasarannya, “kalau lo niat jadi pengusaha sukses, buka dan jalankan dong usaha lo. Kalau gak dibuka, mana tahu sukses atau gak.”

Petuah itu gak keluar begitu saja dari mulut sang pebisnis ulung. Dia bisa melontarkan nasihat itu karena memang punya pengalaman sebelumnya. Jangan kira Bob langsung ujuk-ujuk jadi pengusaha sukses. Dia pun mesti jatuh-bangun, beralih dari satu usaha ke usaha lain hingga akhirnya berfokus pada satu bidang.

Bob Sadino memang punya latar belakang keluarga berada. Tapi dia gak ujuk-ujuk jadi pengusaha atau mendapat warisan bisnis dari orang tua.

Awalnya, dia kerja jadi karyawan. Nama perusahaannya, Djakarta Lloyd. Perusahaan pelayaran ini berstatus Persero alias punya negara, tapi namanya kurang beken dibanding Pelindo, PLN, atau Pertamina.

Bob kurang-lebih 9 tahun kerja di perusahaan itu. Waktu itu, belum tebersit sedikit pun keinginan untuk jadi pebisnis.

Bisa dibilang, dia lumayan lama menikmati zona nyaman sebagai karyawan. Mungkin karena saat itu masih era jayanya Djakarta Lloyd, dan dia pun bekerja di kantor luar negeri, tepatnya di Jerman dan Belanda.

Rencana menjajal peluang usaha sendiri baru datang ketika ia kembali ke Jakarta. Saat itu dia sudah menikah. Artinya, kebutuhannya sudah lebih besar karena sudah berkeluarga. Bob memutuskan resign dan jadi pebisnis. Tapi jangan salah. Gak ada cerita tiba-tiba ada modal segepok yang ia pakai buat jalanin bisnis.

Saat itu dia punya dua mobil. Salah satunya dia jual untuk beli rumah, satunya lagi ia jadikan sarana bisnis sewa mobil. Sopirnya? Dia sendiri! Namun sayang, usaha sewa mobil ini berantakan. Dia terlibat kecelakaan dan terluka parah. Sedangkan mobilnya ringsek.

Tak ada dana untuk memperbaiki mobil, Bob pun rela jadi kuli bangunan dengan upah Rp 100 per hari. Gak kebayang gimana rasanya hidup berbalik 180 derajat seperti itu. Jelas, dia merasa depresi. Untungnya dia masih punya banyak kawan. Salah seorang kawannya menyankan untuk buka bisnis telur ayam negeri.

Kala itu, telur ayam negeri gak sepopuler sekarang. Orang-orang lebih banyak mengkonsumsi telur ayam kampung. Merasa ada peluang, Bob bikin peternakan ayam dan jualan telur. Apakah dia langsung buka kios? Tidak, Saudara-Saudari.

Telur dagangannya ia jual dari pintu ke pintu langsung. Tapi insting bisnis Bob Sadino memang tajam. Dia menyasar orang asing yang tinggal di Indonesia alias ekspatriat sebagai target pasar.

Jadi, harga dagangan itu bisa sedikit dikerek mengingat daya beli kalangan ekspatriat, terutama yang tinggal di kawasan elite Kemang dan sekitarnya, memang tinggi. Terlebih, Bob saat itu praktis gak punya pesaing.

Akhirnya, dia lancar menjalankan bisnis di bidang peternakan itu. Dia pun mendirikan supermarket khusus produk peternakannya yang kini terkenal: Kem-Chicks. Supermarket itu menjadi penyalur utama produk peternakan dan perkebunan yang ia kelola di bawah bendera  PT Boga Catur Rata, PT Kem Foods, dan PT Kem Farms.

Bob Sadino memang sudah tiada. Namun cerita hidupnya selalu layak dikenang karena bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang berniat jadi pengusaha. Apalagi yang gak punya pengetahuan wirausaha dari pendidikan formal. Terbukti, Om Bob bisa sukses jadi pebisnis tanpa sekolah bisnis.

Malah dia sering diundang ke sekolah-sekolah semacam itu untuk membagikan tips dan nasihat bisnis. Harapannya, makin banyak orang Indonesia yang mau terjun ke dunia bisnis tanpa ragu. Siapa mau mengikuti jejaknya?


Sumber :

https://lifepal.co.id/media/bisnis-yang-sukses-dijalankan/

No comments:

Post a Comment

The Bioeconomy is Much More Than a Circular Economy

The concepts of bioeconomy, circular economy and biomass cascading have similar targets, but neither is fully part of the other nor embedded...