Saturday, January 30, 2021

Imbas Pemanasan Global

145 Juta Penduduk Indonesia Bisa Kena Imbas Pemanasan Global, Kok Bisa?

Pemanasan global menyebabkan miliaran penduduk dunia semakin sulit bertahan hidup, akhibat suhu yang kian panas.

Dalam studi terbaru, wilayah bumi yang ditempati oleh sepertiga populasi penduduk dunia, termasuk 145 juta penduduk Indonesia akan sulit bertahan hidup 50 tahun mendatang, karena pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca. Dalam jurnal berjudul Proceedings of the National Academy of Sciences yang diterbitkan awal Mei 2020, para peneliti memprediksi pemanasan global yang terjadi dengan sangat cepat dan membuat sepertiga wilayah bumi mengalami kemarau layaknya zona terpanas yang ada di Gurun Sahara. 

Pemanasan global yang sangat cepat itu akan menyebabkan 3,5 miliar manusia hidup di luar wilayah layak huni atau tidak dapat bertahan hidup. Pasalnya, kondisi suhu panas ekstrem akan dialami oleh sebagian besar wilayah yang bahkan telah dijadikan tempat tinggal selama lebih dari 6 juta tahun. 

"Masalah wilayah layak huni yang terus menerus ini menunjukkan adanya hambatan yang dihadapi manusia dalam bertahan hidup ataupun berkembang,” ujar Profesor Marten Scheffer dari Universitas Wageningen. 

Sementara, diperkirakan akan ada 145 juta penduduk Indonesia terdampak kenaikan suhu ekstrem dalam studi ini. Suhu di bumi yang diproyeksikan meningkat dengan cepat dan berdampak krisis bagi kehidupan populasi manusia itu adalah akibat emisi gas rumah kaca. 

Oleh sebab itu, para peneliti membuat skenario mengenai pengaruh emosi gas rumah kaca ini terhadap peningkatan suhu di bumi. 

Skenario emisi yang meningkat Skenario utama yang digunakan dalam makalah ini adalah RCP8.5, yang mewakili masa depan di mana konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer tinggi. Dalam skenario tersebut menunjukkan bahwa emisi yang terus meningkat tanpa adanya penghentian, suhu yang akan dirasakan oleh rata-rata setiap orang akan meningkat 7,5 derajat celcius lebih panas pada tahun 2070.   

Kondisi suhu itu lebih tinggi dari perkiraan kenaikan suhu rata-rata global yaitu 3 derajat celsius. Kondisi prediksi peningkatan suhu hingga 7,5 derajat celsius itu disebabkan oleh dua hal, yaitu tanah akan menghangat lebih cepat daripada laut dan adanya pertumbuhan populasi saat ini sudah menuju tempat yang panas. 

Perluasan wilayah yang sangat panas dalam skenario iklim saat melakukan bisnis seperti biasa. Dalam iklim saat ini, suhu rata-rata tahunan lebih dari 29 derajat celcius terbatas pada area gelap kecil di wilayah Sahara. 

Ironisnya, kenaikan suhu yang sangat cepat dan dikombinasikan dengan perubahan populasi dunia secara global, dapat menjadikan sekitar 30 persen dari populasi dunia yang akan hidup di tempat suhu yang rata-ratanya di atas 29 derajat celsius dalam kurun waktu 50 tahun mendatang. 

Sedangkan, kondisi dengan zona terpanas di Gurun Sahara saat ini hanya dirasakan oleh 0,8 persen dari permukaan bumi. Akan tetapi, pada tahun 2070 kondisi seperti itu diprediksikan akan dapat menyebar luas menjadi 19 persen dari luas daratan bumi. 

“Situasi seperti ini akan membuat 3,5 miliar orang masuk ke dalam kondisi yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup,” kata Jens Christian Svenning dari Aarhus University, salah satu penulis penelitian ini. 

Para peneliti dari China, Amerika Serikat dan Eropa menilai bencana tersebut dapat dihindari jika terjadi penurunan emisi gas rumah kaca secara drastis dalam kurun waktu 50 tahun. Penelitian ini telah diterbitkan dengan judul “Future of the Human Climate Niche”: PNAS Mei 2020 atas kerjasama antar-peneliti dari Universitas Wageningen, Universitas Nanjing, Universitas Exeter, Universitas Aarhus dan Universitas Washington, Santa Fe Institute.


Sumber :

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/20/180200023/145-juta-penduduk-indonesia-bisa-kena-imbas-pemanasan-global-kok-bisa-?page=all.

No comments:

Post a Comment

The Bioeconomy is Much More Than a Circular Economy

The concepts of bioeconomy, circular economy and biomass cascading have similar targets, but neither is fully part of the other nor embedded...